News and Rumor in Market - Mengapa selalu ada pom2 dan fear di media? Bagaimana kita menyikapinya?

Buy on Rumours X Sell on News?


Pernah dapat statement ini? hati-hati terhadap hal tersebut..

Jika itu mengacu pada statement opa WB yaitu “be fearful when others greedy, and be greedy when others fearful”, maka itu benar..tapi sayangnya statement itu bukan untuk anda..
Itu statement untuk seorang BIG MONEY/MARKET MAKER..
Semua akan mudah dipahami jika anda tau akarnya..

Mari kita liat permulaannya..Saya ibaratkan market maker itu adalah Distributor alias pembeli pertama dari pabrik..
Sama seperti cara kerja distributor, mereka membeli barang dalam partai besar..jumlahnya tidak sedikit..tentunya dengan cara menyicil agar tidak merusak harga pasar..
Proses inilah yang biasa kita kenal dengan fase AKUMULASI..

Pada fase ini, biasanya yang dominan adalah berita buruk..berita buruk tersebut mengakibatkan sentimen negatif sehingga banyak investor yang melakukan posisi sell..harga pun mulai terkoreksi terus..disinilah statement “greedy when others fearful” berlaku..karena mereka harus memanfaatkan momen ini dengan baik untuk memaksimalkan dana serapan/anggaran mereka..ingat bahwa statement itu untuk mereka, bukan untuk kita..ikutan buy on rumours, tapi difase ini? Anda kejebak..

Lanjut...kemudian ketika “kuota” money maker sudah penuh, mereka memutuskan mulai memindahkan barang tersebut ke agen (akumulasi kecil) yaitu para fund manager yang biasa kalian sebut bandar..

Terdapat banyak anomali dalam fase ini..

Kemudian di satu titik ketika sudah di penghujung, price pun BREAKOUT..
Investor ritel (cerdas) yg sudah menyadari anomali pergerakan tadi pun masuk..
Inilah titik ENTRY paling TEPAT bagi seorang trader (trend following)
Proses inilah yang kita kenal dengan fase DISTRIBUSI (tahap awal)
Price pun kemudian rally, secara impresif diiringi pula dengan volume yang besar..
Biasanya di fase ini anda akan temukan mulai dari :
- Good news
- Rekomendasi broker,
- Analyst dari sekuritas
yang dominan bersifat sentimen positif untuk emiten ini..

Sell on News di sini? Anda kejebak dua kali..karena buyer gelombang selanjutnya AKAN tetap ada..Market maker lah yang harus mulai “Sell On News”..karena mereka menjual secara CICIL.. jelas, dana akum mereka panjang dan besar..kalau sekaligus dijual, price akan drop kembali

Ketika harga rally berlebihan, disinilah statement “be fearful when others greedy” berlaku..
Kenapa? karna jika massive datang pembelian secara greed terlalu kuat, buyer akan cepat jenuh..untuk mencegah hal itu, terkadang rumours/bad news pun di keluarkan untuk menekan jumlah buyer..mereka harus menyeimbangkan pembelian dan penawaran..dan itu bukan tugas anda
Sell on rumours di tahap ini? anda kejebak tiga kali..

Proses ini terjadi begitu seterusnya sampai ketika news sudah tidak lagi efektif..
Dan di sinilah biasa investor ritel calon nyangkuters masuk..jangan salahkan lagi news, analist sekuritas anda, ataupun broker anda, apalagi teman anda.. Karena anda lah yang SALAH menentukan titik entry..
Anda entry di FASE akhir DISTRIBUSI..terjebak 4 kali..

So, pointnya di sini..
NEWS/RUMOURS IS IMPORTANCE TO MOVE THE MARKET..

Di market belahan dunia manapun, NEWS dan RUMOUR itu lah penggairah..
HANYA, anda perlu menyadari sedang berada dimana fase NEWS/RUMOUR itu..

Kalau begitu, mana yg lebih baik pak?
1. Buy on news, sell on rumour
2. Buy in rumour, sell on news

News/Rumours EFFECT to price will show on chart if you combine with VOLUME..

This is my rules =
Jika rumor berhasil menjatuhkan harga dengan volume besar = percaya saham dengan rumour itu..
Meskipun kemudian faktanya rumor itu palsu, harga telah bergerak secara real dan anda tertolong dengan rumour tersebut..

Jika news berhasil menaikkan harga dengan volume besar = percaya saja dengan news tersebut..
Meskipun kemudian faktanya news itu palsu, kenaikan harga terjadi secara real dan anda berhasil mendapatkan keuntungan dari news tersebut ..

Sederhana😊



Source & Credit: Michaelyeoh on Stockbit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIAGRAM VENN - DOWN TO UP ANALYSIS

Bagaimana melihat FEAR dan GREED di market

Mengantisipasi FALSE BREAK